Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Mengenal Saham Dalam Bisnis UMKM dan Tips Pembagiannya Untuk Pengelola Bisnis

26 Feb 2025 | Februari 26, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-02-26T08:06:44Z


Dalam dunia usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), kepemilikan saham sering kali menjadi konsep yang kurang dipahami oleh para pelaku usaha. Padahal, saham bisa menjadi solusi yang efektif bagi para pemula yang ingin membangun perusahaan bersama. Saham memungkinkan beberapa individu untuk berinvestasi dalam satu usaha, membagi risiko, dan menikmati keuntungan secara adil berdasarkan kepemilikan masing-masing.

Artikel ini akan membahas secara mendalam bagaimana saham dapat diterapkan dalam dunia UMKM, keuntungan dan tantangan yang ada, serta contoh nyata penerapannya dalam membangun perusahaan bersama.

1. Memahami Konsep Saham dalam UMKM

Saham adalah bukti kepemilikan seseorang dalam suatu perusahaan. Dalam konteks UMKM, saham dapat digunakan sebagai cara untuk mengumpulkan modal awal dari beberapa investor atau mitra bisnis. Dengan membagi kepemilikan perusahaan dalam bentuk saham, setiap pemilik dapat berkontribusi secara proporsional sesuai dengan modal yang mereka tanamkan.

Pada dasarnya, kepemilikan saham di UMKM bisa dilakukan dalam beberapa bentuk, antara lain:

  • Saham biasa: Memberikan hak suara dalam pengambilan keputusan bisnis dan dividen.

  • Saham preferen: Memiliki prioritas dalam pembagian keuntungan tetapi sering kali tanpa hak suara.

2. Keuntungan Menggunakan Saham dalam UMKM

Membagi kepemilikan bisnis dalam bentuk saham memiliki berbagai keuntungan, di antaranya:

a. Mempermudah Pengumpulan Modal

Dengan menjual saham kepada mitra atau investor, UMKM dapat memperoleh modal tambahan tanpa harus mengajukan pinjaman dengan bunga tinggi. Hal ini sangat membantu bagi bisnis yang baru mulai tetapi membutuhkan suntikan dana untuk operasional atau ekspansi.

b. Membagi Risiko

Dengan adanya beberapa pemegang saham, risiko bisnis tidak hanya ditanggung oleh satu orang. Jika bisnis mengalami tantangan finansial, kerugian bisa dibagi sesuai dengan persentase kepemilikan masing-masing.

c. Meningkatkan Profesionalisme

Struktur kepemilikan saham sering kali membuat pengelolaan bisnis menjadi lebih profesional. Adanya beberapa pemegang saham mendorong transparansi dalam keuangan dan pengambilan keputusan strategis.

d. Menarik Talenta dan Mitra Strategis

Dengan menawarkan saham, UMKM bisa menarik individu berbakat yang bersedia bekerja sama sebagai mitra bisnis. Para mitra ini bisa memberikan kontribusi dalam bentuk modal, keterampilan, atau jaringan bisnis.

3. Tantangan dalam Penerapan Saham di UMKM

Meski memiliki banyak keuntungan, ada beberapa tantangan yang perlu diperhatikan:

a. Menentukan Struktur Kepemilikan

Menentukan jumlah saham yang akan diberikan kepada tiap mitra sering kali menjadi perdebatan. Oleh karena itu, penting untuk memiliki kesepakatan awal yang jelas agar tidak terjadi konflik di kemudian hari.

b. Pengelolaan Keuangan yang Transparan

Semakin banyak pemegang saham, semakin tinggi pula kebutuhan akan transparansi keuangan. UMKM perlu menerapkan sistem pencatatan keuangan yang baik agar tidak terjadi penyalahgunaan dana.

c. Penyusunan Perjanjian Pemegang Saham

Perjanjian ini penting untuk menghindari konflik terkait hak dan kewajiban masing-masing pemegang saham, termasuk dalam hal pembagian keuntungan, penjualan saham, dan pengambilan keputusan.

4. Contoh Penerapan Saham dalam UMKM

Untuk memahami lebih lanjut, berikut adalah beberapa contoh bagaimana saham bisa diterapkan dalam UMKM:

a. Usaha Kuliner Bersama

Tiga sahabat, Andi, Budi, dan Citra, ingin membuka usaha kuliner bersama. Mereka sepakat untuk membagi modal awal sebesar Rp300 juta dengan Andi menyumbang Rp150 juta, Budi Rp100 juta, dan Citra Rp50 juta. Berdasarkan kontribusi ini, mereka membagi kepemilikan saham sebagai berikut:

  • Andi: 50%

  • Budi: 33%

  • Citra: 17%

Dalam operasional sehari-hari, keuntungan akan dibagi berdasarkan kepemilikan saham masing-masing. Jika suatu saat mereka ingin mencari investor baru, mereka bisa menjual sebagian sahamnya kepada pihak lain.

b. Startup Teknologi

Empat mahasiswa mendirikan startup teknologi dengan modal awal yang terbatas. Mereka membagi kepemilikan saham berdasarkan kontribusi mereka, baik dalam bentuk uang maupun keterampilan. Misalnya:

  • Ali: 40% (modal dan ide bisnis)

  • Dian: 30% (pengembangan teknologi)

  • Edo: 20% (pemasaran dan jaringan)

  • Farah: 10% (operasional dan administratif)

Dengan struktur saham ini, mereka dapat mengundang investor baru dengan menawarkan saham tambahan tanpa kehilangan kontrol penuh atas bisnisnya.

c. Koperasi Investasi Bersama

Beberapa pelaku usaha kecil di desa membentuk koperasi investasi bersama. Mereka sepakat untuk mengumpulkan dana dari anggotanya dan membaginya dalam bentuk saham. Keuntungan usaha koperasi tersebut akan dibagikan berdasarkan jumlah saham yang dimiliki oleh masing-masing anggota.

5. Langkah-langkah Membangun Perusahaan Bersama dengan Sistem Saham

Jika Anda tertarik untuk membangun UMKM dengan sistem saham, berikut langkah-langkah yang perlu Anda lakukan:

a. Tentukan Mitra yang Tepat

Pilih mitra yang memiliki visi dan komitmen yang sama dalam membangun bisnis. Pastikan mereka memiliki keahlian yang dapat mendukung usaha tersebut.

b. Susun Struktur Kepemilikan Saham

Diskusikan dengan jelas bagaimana pembagian saham akan dilakukan berdasarkan kontribusi masing-masing.

c. Buat Perjanjian Pemegang Saham

Dokumen ini harus mencakup aturan tentang pembagian keuntungan, hak suara, cara menjual saham, dan penyelesaian konflik.

d. Daftarkan Perusahaan Secara Legal

Jika memungkinkan, daftarkan usaha Anda sebagai Perseroan Terbatas (PT) untuk memudahkan pengelolaan saham secara resmi.

e. Terapkan Sistem Keuangan yang Transparan

Gunakan perangkat lunak akuntansi atau jasa profesional untuk memastikan semua laporan keuangan tercatat dengan baik dan dapat diakses oleh pemegang saham.

Kesimpulan

Membangun UMKM dengan sistem saham adalah strategi yang cerdas bagi para pemula yang ingin memulai bisnis bersama. Dengan sistem ini, modal dapat dikumpulkan lebih mudah, risiko dapat dibagi, dan pengelolaan bisnis bisa lebih profesional. Namun, penting untuk memahami tantangan yang ada, termasuk pengelolaan keuangan yang transparan dan penyusunan perjanjian pemegang saham yang jelas.

Jika dilakukan dengan benar, kepemilikan saham dalam UMKM dapat menjadi fondasi yang kuat untuk pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan dan menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat.


×
Berita Terbaru Update