Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Panduan Manajemen Kebutuhan Nutrisi dan Pemilihan Metode Potong Paruh Sebagai Langkah Efisiensi Pakan Ayam Pullet (Grower) untuk Pemula

26 Jan 2025 | Januari 26, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-01-26T07:45:40Z


Sangat penting bagi peternak ayam petelur untuk mengikuti panduan pemeliharaan sesuai dengan strain ayam selama pemeliharaan, terutama pada parameter berat badan ayam. Sejak DOC masuk sampai dengan proses transfer pullet, ayam petelur akan tumbuh dengan perlahan dan perkembangan organ organ akan terbentuk pada usia yang beragam. 


Terjadinya keterlambatan pertumbuhan pada periode pullet akan berdampak pada kualitas pullet dan performa produksi di fase layer nantinya. Misalnya saja, ada dua ekor ayam dengan bobot badan yang sama, belum tentu keduanya memiliki komposisi perkembangan organ dalam yang sama.



Perkembangan ayam secara umum terbagi menjadi beberapa fase; yakni pertama, pada usia 3 minggu pertama ayam akan mengalokasikan nutrisi untuk proses pembentukan sistem kekebalan dan perkembangan organ. Pada usia 3 sampai 6 minggu, perkembangan akan fokus terhadap pembentukan tulang rangka dan otot. 


Oleh karenanya besarnya bobot badan pada usia 5 atau 6 minggu merupakan penentu yang paling penting terhadap kualitas pullet. Keterlambatan pertumbuhan pada usia ini akan sangat berdampak buruk terhadap kualitas ayam pullet. 


Fase perkembangan berikutnya diketahui berdasarkan cepatnya perkembangan organ reproduksi seperti ovarium. Pengaturan hormon seksual akan terjadi pada usia 18 minggu dan akan mendorong pada kematangan seksual pullet pada usia 18 minggu.



Prinsip dasar terkait pemberian pakan pada periode pullet adalah; tidak disarankan untuk mengganti jenis pakan jika pullet tidak mencapai bobot badan standar. Pertumbuhan tulang rangka perkembangan organ dapat didorong dengan pemberian pakan jenis crumble sejak periode starter. 


Perkembangan organ pencernaan dapat distimuli dengan memberikan grit atau penerapan feeding management. yang diberikan mengandung nutrisi sesuai standar kebutuhan pullet seperti pada tabel berikut:

Item

Satuan

Nilai Standar

Energi metabolisme

Kcal/kg

2750

Mj/kg

11.5

Protein kasar

%

16.8

Methionin

%

0.35

Methionin + Cystine

%

0.63

Lysine

%

0.78

Threonine

%

0.53

Tryptophan

%

0.175

Major Minerals

Kalsium

%

0.95-1.05

Fosfor

%

0.38

Klorin minimum

%

0.15

Sodium minimum

%

0.16

Asam Amino

Dig. Methionine

%

0.32

Dig. Meth + Cystine

%

0.56

Dig. Lysine

%

0.67

Dig. Threonine

%

0.45

Dig. Tryptophan

%

0.152


Pemotongan Paruh Pullet

Efisiensi produktivitas ayam petelur dapat dilakukan oleh peternak yakni dengan metode pemotongan paruh. Hal ini dapat menjaga ayam melakukan kanibalisme pada yelur dan mampu mengifisiensikan pakan. 


Potong paruh dilakukan pada hari ke-1 ayam atau DOC yang dilakukan setelah keluar dari hatchary dan pada hari 10 12 yang dapat dilakukan oleh peternak. Potong paruh dilakukan pada umur muda untuk menghindari pemberontakan ayam secara masif, sehingga tidak mencederai ayam tersebut. Harus diperhatikan bahwa potong paruh memiliki resiko baik maupun buruk. 


Resiko buruk jika peternak melakukan potong paruh secara tidak benar yakni dengan ciri terlalu dalam dalam memotong akan menyebabkan ayam susah untuk makan dan minum. Hal tersebut nantinya akan berbanding terbalik dengan efisiensi usaha. 


Gambar Metode Potong Paruh Ayam Pullet


Proses debeaking menggunakan debeaker pada suhu pisau 600º-650ºC dilakukan. Setelah proses tersebut selesai, diberikan vitamin anti stres untuk mengurangi tingkat stres yang disebabkan oleh potong paruh. Potong paruh (debeaking) memiliki keunggulan yakni:

  1. Mengoptimalkan penggunaan pakan adalah penting. Ayam yang memiliki paruh dipotong cenderung tidak memilih makanan dengan selektif seperti ayam yang memiliki paruh utuh, yang cenderung lebih menyukai makanan berbentuk butiran seperti crumble dan pellet daripada bentuk tepung (mash). Akibatnya, sisa makanan yang tersisa kebanyakan berupa makanan tepung.

  2. Mencegah perilaku kanibalisme, baik antara ayam satu sama lain maupun terhadap telur mereka, merupakan hal yang penting. Kanibalisme antar ayam dapat dihindari dengan mengisolasi atau memisahkan mereka. Sementara itu, perilaku kanibalisme terhadap telur seringkali merupakan hasil dari faktor genetik yang muncul ketika faktor-faktor fenotipik tertentu terpenuhi, seperti kepadatan kandang yang terlalu tinggi, penundaan pemberian pakan, kurangnya ventilasi, dan kekurangan NaCl dalam pakan dan sejenisnya. 


Cara Pemotongan Paruh Ayam Pullet
Cara potong paruh ayam yakni ayam digenggam, ibu jari diletakkan dibelakang kepala ayam, ibu jari digunakan untuk memegang kepala ayam. Potongan paruh harus tegak lurus dengan sumbuh paruh 1/3 panjangnya dari lubang hidung. Alat yang digunakan adalah electric debeaker.


×
Berita Terbaru Update