Sanitasi merupakan aktivitas yang dilakukan dengan tujuan membersihkan dan mensucihamakan suatu barang atau tempat, dalam hal ini adalah kandang dan peralatan kandang ayam layer. Program sanitasi bisa dilakukan dengan membersihkan kandang, peralatan sarana produksi peternakan, peralatan kandang, menjaga kebersihan dan membatasi lalu-lintas pihak yang tidak berkepentingan di dalam area kandang.
Program sanitasi pada umumnya dilakukan setelah ayam diafkir atau biasa dikenal dengan istilah cuci kandang. Tujuan dari sanitasi adalah membersihkan kandang dan alat-alat peternakan dari kotoran organik dan anorganik yang bisa menjadi sumber cemaran penyakit. Sanitasi dilakukan dengan membersihkan seluruh area kandang dengan bantuan air bertekanan dan cairan desinfektan.
Pencucian kandang secara garis besar dibagi menjadi 2 yakni pencucian peralatan kandang dan pencucian bangunan kandang itu sendiri.
Proses sanitasi atau cuci kandang dimulai dengan mengeluarkan semua alat-alat peternakan dari dalam kandang. Peralatan berupa tempat pakan dan tempat minum ayam direncam dan dicuci menggunakan cairan detergen dan cairan desinfektan. Lalu peralatan pakan dan tempat minum dijemur sampai kering dan disimpan di dalam gudang alat untuk digunakan kembali pada periode pemeliharaan ayam layer berikutnya.
Proses cuci kandang dilanjutkan dengan mengeruk sisa kotoran ayam dari dalam kandang dan mengeluarkannya. Setelah kandang kosong dan bersih dari kotoran organik, lakukan cuci kandang menggunakan air bertekanan tinggi. Pencucian kandang dimulai dari bagian plafon kandang, kemudian ke bagian dinding dan sudut-sudut kandang, lalu ke bagian lantai dan celah-celah kandang.
Pastikan pencucian kandang menggunakan air bertekanan bisa merontokkan kotoran yang mengeras dan melekat pada sisi-sisi kandang. Setelah bersih dan mengering, kandang bisa difumigasi menggunakan formalin serbuk yang diuapkan selama sehari semalam. Tujuan fumigasi adalah memutus rantai cemaran dari bakteri dan mikroba pada periode pemeliharaan ayam sebelumnya. Sehingga pada pemeliharaan ayam periode berikutnya tidak tercemar oleh patogen sisa periode sebelumnya dan rantai penyebaran penyakit bisa terputus.
Flushing Nipple dan Cuci Toren Air Minum
Air minum merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi konsumsi ayam layer. Kebutuhan air minum pada ayam layer sebesar 70 % untuk memenuhi kebutuhan bertumbuh kembang.
Hal ini dikarenakan air minum memiliki peranan penting untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang ada pada tubuh ayam. Selain itu air dalam tubuh ayam memiliki peran dalam termoregulasi pelumasan, media untuk reaksi kimia, pencernaan, dan keseimbangan mineral tubuh.
Pentingnya peran air dalam proses pemeliharaan ayam layer, menuntut peternak agar memberikan pasokan air yang memenuhi standar kualitas air bersih. Pemanfaatan air bersih di peternakan ayam bisa mengikuti persyaratan dari Permenkes RI No.32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi. Parameter baku mutu kualitas air bersih terdiri dari kualitas fisik, biologis, dan kimia.
Kebersihan pipa pada saluran air minum ayam sangat menentukan keberhasilan produktivitas ayam layer. Flushing merupakan pembersihan kotoran yang ada pada dalam pipa dengan menggunakan fluida cair dan tekanan tertentu.
Fluida cair bisa menggunakan bahan seperti H2O2, citrun, clorin untuk melarutkan kotoran dan bakteri yang ada pada pipa air minum. Proses flushing berkala di pipa distribusi air minum dengan menggunakan hidrogen proksida (H2 O2 ) sangat disarankan.
Pemberian hidrogen peroksida bertujuan untuk membersihkan biofilm yang terbentuk di bagian dalam pipa. Flushing rutin di instalasi air minum menggunakan hidrogen peroksida, klorin oksida atau proses ozonisasi secara berkala dapat meningkatkan performa ayam petelur dibandingkan air yang tidak disanitasi. Penampungan air di setiap kandang juga sebaiknya dibersihkan setiap hari agar populasi mikroba berkurang, karena jika tidak dibersihkan dalam 3, 5 dan 7 hari akan mendukung pertumbuhan bakteri secara progresif.
Tata cara flushing dapat dilakukan setelah afkir atau transfer pullet sehingga sudah tidak ada ayam pada kandang. Langkah-langkah yang dapat dilakukan saat flushing sebagai berikut :
Diangkat pipa nipple secara horizontal untuk membuang air yang tersisa
Disiapkan larutan air dan bahan flushing (Citrun 3gr/lt, H2 O2 3gr/lt, clorin 200ppm)
Dimasukan larutan flushing tersebut kedalam pipa dan biarkan hingga 1x12 jam untuk melunturkan bakteri pathogen yang ada pada pipa air
Diganti air jernih setelah proses flushing
Diusahakan flushing selama masa kosong kandang pipa nipple selalu terisi air jernih
Dilakukan kembali saat akan melakukan chick in dengan cara yang sama seperti diatas.
Pencucian pipa nipple harus dibarengi dengan pencucian instalasi tandon air, tandon air direndam dengan air asam sitrat (citrun) dengan dosis 300gr/100 lt selama 12 jam, selanjutnya dibilas dengan air bersih.
Mengeluarkan Sekam dan Proses Fermentasi Sekam Pasca Panen
Sekam merupakan hasil samping jerami pada sebagai salah satu bahan litter/alas kandang yang sering digunakan oleh peternak komersial atau industri untuk pemeliharaan ayam layer.
Harga yang terjangkau dan bahan sekam padi sangat melimpah, hal ini sering menjadi pilihan oleh peternak untuk dijadikan sebagai bahan litter pada proses pemeliharaan.
Bahan sekam merupakan bahan organik paling banyak digunakan untuk alas kandang karena mempunyai sifat sifat sebagai berikut: dapat menyerap air dengan baik, bebas debu, kering, mempunyai kepadatan yang baik, dan dapat memberi kehangatan kandang.
Sekam dengan keadaan sudah terpakai atau limbah dari litter ayam layer biasanya akan dilakukan proses pembakaran untuk dijadikan media culture tanam, selain itu dapat dimanfaatkan kembali oleh peternak untuk di daur ulang dan dijadikan litter kembali pada pemeliharaan ayam layer periode selanjutnya.
Proses pembersihan kandang dimulai dengan pengeluaran sekam, hal tersebut dilakukan untuk mempermudah pembersihan kandang pasca panen. Pengeluaran sekam dilakukan peternak untuk dijual kembali sebagai bahan limbah, sehingga dapat dimanfaatkan untuk media kultur tanaman ataupun bahan lainnya yang lebih bermanfaat.
Disisi lain peternak juga memanfaatkan limbah sekam didaur ulang untuk dilakukan fermentasi, sehingga limbah sekam dapat digunakan kembali saat pemeliharaan ayam layer. Fermentasi sekam dilakukan secara anaerob untuk memecah karbohidrat dan asam amino secara anaerobik, yaitu tanpa oksigen.
Senyawa yang dapat dipecah dalam proses fermentasi terutama karbohidrat, sedangkan asam amino hanya dapat difermentasi oleh beberapa jenis bakteri. Proses fermentasi sekam yang telah dilakukan diantaranya yaitu fermentasi dengan penambahan starbio probiotik dan fermentasi dengan urea atau yang lebih dikenal dengan istilah amoniasi.
Proses fermentasi menggunakan starter (starbio probiotik dan urea) dapat mempercepat hasil proses fermentasi selama 8 hari, dibandingkan tanpa menggunakan starter sampai dengan 10 hari minimal.
Selain itu sekam fermentasi menggunakan starter memiliki tekstur tidak menggumpal dan aromanya lebih fresh karena hasil pemecahan karbohidrat dan asam amino secara anaerobik dalam sekam.
Sekam yang dilakukan fermentasi dengan penambahan starter memiliki perbedaan signifikan dengan fermentasi tidak menggunakan starter. Mulai dari warna sekam yang semula terlihat hijau kecoklatan menjadi kuning kecoklatan, hal ini dipengaruhi oleh penambahan unsur N sehingga menyebabkan perubahan struktur jerami padi.
Selain itu energi panas yang terbentuk selama proses fermentasi menyebabkan kerusakan warna jerami padi sebelum fermentasi. Aroma yang dihasilkan yakni asam, karena terjadi perombakan komponen – komponen fermentasi jerami padi, seperti komponen karbohidrat golongan non gula seperti Selulosa dan Hemiselulosa menjadi asam-asam organic.
Sedangkan tekstur yang dihasilkan yakni agak kasar, yang mengartikan bahwa sekam tidak mengalami penggumpalan setelah proses fermentasi dan dapat digunakan kembali untuk pemeliharaan ayam layer.
Penggunaan Dosis Disinfektan
Manajemen ternak ayam layer di dalam kandang yang berkaitan dengan penggunaan dosis desinfektan sangat penting untuk menjaga kebersihan dan kesehatan ayam serta mencegah penyebaran penyakit.
Desinfektan digunakan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen seperti bakteri, virus, dan jamur yang dapat menyebabkan penyakit pada ayam. Berikut adalah beberapa poin penting yang perlu diperhatikan dalam penggunaan dosis desinfektan dalam manajemen ternak ayam layer saat pemeliharaan:
Larutan Desinfektan untuk Man Shower
Larutan Desinfektan untuk Spray Tangan
Larutan Foot Dipping
Bak Kapur
Dimensi : setengah lingkaran di sisi dalam pintu kandang
Jenis Kapur : Calcium Oxide (CaO), Kapur Hidup