Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Kondisi Ideal Yang Dibutuhkan untuk Proses Pembangunan Kandang Ayam Petelur

12 Jan 2025 | Januari 12, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-01-12T03:23:42Z


Membangun kandang yang ideal untuk ayam petelur harus melihat budget yang akan dikeluarkan, dianjurkan untuk disesuaikan dengan kondisi keuangan peternak masing-masing. Tipe kandang ideal untuk peternakan di Indonesia adalah tipe kandang tertutup (close house) baik sistem kandang tertutup dengan sistem colling pada maupun sistem semi tertutup menggunakan tunel. Investasi yang dibutuhkan pembuatan kandang tertutup cukup tinggi, oleh karena itu banyak peternak membangun kandang dengan kandang terbuka.


Kandang ayam sebaiknya dibuat bangunan panggung dengan alas terbuat dari bilah bambu, kayu balok dengan jarak 1-2 cm atau menggunakan alas cor permanen yang dibuat khusus untuk kontruksi kandang close house. Alas lantai yang menggunakan cor permanen di tengah kontruksi kandang dibuat lubang untuk membuang kotoran secara langsung ke bawah alas kandang. Sedangkan alas yang terbuat dari kayu atau bilah bambu di sekat dengan tujuan agar kotoran dapat turun secara langsung ke bawah alas kandang.


Bangunan kandang sebaiknya menghadap arah timur supaya sinar matahari pagi dapat masuk dengan leluasa ke dalam kandang. Fungsi lain membantu ternak mendapatkan vitamin D dalam tubuhnya. Dinding kandang yang menggunakan sistem kandang open house sebaiknya diberikan tirai atau paranet untuk mencegah angin kencang masuk ke dalam kandang, selain itu juga bisa mencegah dari percikan air ketika hujan deras.


Ketentuan Pembangunan Kandang Closed House dan Open House

Contoh pembuatan kandang dengan sistem closed house menggunakan colling pad berukuran 80 m, lebar 12 meter, tinggi 3 meter, dengan exhaust fan dan kapasitas 14.000 ekor dengan rincian sebagai berikut :

  1. Bahan kandang induk terbuat dari kayu atau besi, dengan lantai kokoh terbuat dari cor permanen

  2. Atap dari galvanis tanpa monitor 

  3. Dinding dan plafon dari tirai 

  4. Lantai postal dari semen 

  5. Baterai (Sangkat berukuran) Panjang 40 cm x Lebar 40 cm x Tinggi 35 cm isi 3 ekor, terdiri dari 24 baris sangkar (1 baris 585 ekor) disusun tiga tingkat. 

  6. Exhaust fan ukuran 54” inchi sebanyak 5 buah

  7. Colling pad tinggi 1,5 m, panjang 24 m, dan ketebalan 6” inchi


Contoh pembuatan kandang dengan sistem open house dengan ukuran panjang 80 meter, lebar 12 meter, tinggi tiang sisi terendah minimal 2,3 meter dengan kapasitas populasi 7.300 ekor dengan rincian perhitungan sebagai berikut : 

  1. Konstruksi lantai kandang dari kayu atau bisa menggunakan cor semen, tiang penyangga ukuran 6 cmx 12 cm x 350 cm

  2. Atap galvanis dengan sistem monitor dua sisi

  3. Tanpa dinding atau bisa digantikan dengan paranet, lantai postal dari semen atau kayu 

  4. Baterai ukuran 30 cm x 40 cm x 35 cm isi 2 ekor, terdiri dari 14 baris sangkar (1 baris 520 ekor) disusun tiga tingkat

  5. Exhasut fan ukuran 36” sebanyak dua buah ditempatkan di tengah kandang


Syarat dan Ketentuan Pembangunan Kandang Ayam Petelur


Penentuan lokasi dan pembangunan kandang ayam petelur adalah salah satu kunci kesuksesan dalam budidaya ayam petelur. Peternak harus memahami konsep perkandangan ayam petelur untuk menciptakan tempat yang nyaman bagi ayam sehingga dapat menghasilkan performa yang optimal. 


Perencanaan pembangunan kandang harus sesuai dengan kebutuhan periode pemeliharaan, misalnya pada periode starter dan grower, konstruksi dan bentuk kandang digabung menjadi satu koloni dengan bentuk kandang postal umbaran, sedangkan untuk periode layer bentuk dan konstruksi kandang dibangun secara intensif atau terpisah menggunakan sistem kandang baterai yang menempatkan ayam dalam jumlah tertentu.


Pembangunan kandang harus mengikuti peraturan daerah setempat dengan melihat aspek lingkungan seperti halnya jarak kandang minimal 10 meter dari pemukiman warga dan penanganan limbah harus dikelola secara baik dan tidak dibuang ke lingkungan secara sembarangan. Pembangunan kandang sebaiknya menghadap ke arah timur dan barat dengan tujuan agar cahaya matahari dapat masuk secara merata ke dalam kandang.


Selain itu, dalam perencanaan pembangunan kandang, peternak wajib meninjau topografi dan tipe tanah, ketersediaan sumber air, mobilitas lahan dan harga tanah. 


Penetapan Lokasi Kandang


Langkah kritis dalam membangun kandang ayam adalah penetapan lokasi yang tepat. Lokasi kandang harus dipilih dengan hati-hati, mempertimbangkan beberapa faktor, seperti ketersediaan air bersih, drainase yang baik, jarak dari pemukiman, dan izin dari pemerintah setempat. Kebijakan pemerintah yang sedang diambil dapat mempengaruhi penetapan lokasi ini, misalnya dengan menetapkan zona-zona tertentu untuk kegiatan peternakan dan mengatur jarak antara kandang dengan pemukiman atau sumber air.


Ketersediaan Akses Lokasi Kandang


Lokasi kandang ayam petelur sebaiknya terbebas dari ramainya mobilitas sehingga tidak akan mempengaruhi produktivitas. Masalah transportasi pada umumnya menjadi pertimbangan untuk memilih lokasi peternakan, sehingga suasana tenang yang dapat mempengaruhi ayam berproduksi dengan baik. 


Tempat bangunan kandang harus jauh dari gudang makanan atau lumbung hasil pertanian karena hal tersebut akan mempengaruhi datangnya predator yang akan mengganggu produktivitas ayam. Lahan kandang ayam petelur sebaiknya dibangun dengan luas tertentu, hal ini dimaksudkan untuk upaya scalling up atau pengembangan usaha peternakan di kemudian hari menjadi lebih mudah.


Idealnya lokasi kandang ayam petelur jauh dari pemukiman penduduk dengan jarak minimal 250 meter, dekat dengan lapangan terbuka dengan situasi lingkungan yang aman. Hal ini untuk menghindari adanya gangguan berupa bau tidak sedap dari limbah ayam petelur terhadap aktivitas warga sekitar peternakan. 


Selain itu juga dapat mencegah kontaminasi penyakit baik yang dibawa dari ayam petelur kepada warga dan objek setempat ataupun sebaliknya. Mobilitas perkandangan ayam petelur dapat melihat dari ketersediaan akses jalan yang memadai dan pertimbangan sumber arus listrik serta jaringan telepon. Hal ini sangat berkaitan untuk menunjang usaha peternakan ayam petelur agar berjalan dengan lancar.


Topografi Lahan Lokasi Kandang


Kendala yang sering dikeluhkan oleh peternak yakni tingkat penyebaran penyakit yang sering terjadi, hal ini ada kaitannya dengan penetapan lokasi kandang. Sebaiknya kandang ayam petelur dibangun di ketinggian 400-1000 mdpl (meter diatas permukaan laut).


Lokasi yang kurang dari 400 mdpl akan sangat rentan terjadi peningkatan kasus penyakit karena suhu yang tinggi, bila lokasi di atas 1.000 mdpl, perkembangan ayam juga tidak bagus karena kadar oksigen di atas ketinggian tersebut rendah. Jika peternak menginginkan kandang dibangun pada kondisi lahan tersebut harus menggunakan model kandang closed house untuk mengurangi dampak resiko dari manajemen peternakan ayam petelur.


Topografi lahan peternakan sebaiknya di atas tanah rata dan lapang agar sirkulasi udara dalam kandang berjalan lancar tanpa adanya hambatan. Hal ini juga akan mempengaruhi pembangunan kandang yang dibangun di daerah bergelombang atau berbukit, sehingga peternak harus mengeluarkan biaya ekstra untuk meratakan lahan. 


Masalah yang sering muncul pada ayam dengan pemeliharaan di atas perbukitan yakni rentan terkena ascictes (perut kembung) dan penyakit pencernaan lainnya yang disebabkan oleh bakteri gram negatif. Sedangkan masalah yang sering muncul pada pemeliharaan ayam di dataran rendah yakni timbulnya kejadian panting (pernapasan terengah-engah pada mulut akibat suhu tinggi), berat telur ayam lebih ringan, sifat kanibal tinggi dan tingkat kematian tinggi.


Faktor kelembapan lokasi perkandangan menjadi faktor penting, angka kelembapan untuk ternak ayam sekitar 60-80%. Tingkat kelembapan akan membantu perkembangan bulu ayam menjadi lebih baik, faktor lingkungan dengan kelembapan yang rendah dapat mengakibatkan pertumbuhan bulu yang jelek. 


Jika kelembapan tinggi akan menyebabkan gangguan pernapasan yang diakibatkan kadar ammonia tinggi di sekitar lingkungan kandang. Sedangkan suhu optimal yang harus dicapai pada periode layer yakni 12-23°C dalam masa produktivitas telur. Dijelaskan oleh beberapa penelitian bahwa suhu tinggi akan memperlambat kecepatan metabolisme, nafsu makan berkurang, ternak panting dan produktivitas telur menurun.


Kelembapan yang tinggi dan suhu tinggi dapat dilakukan manipulasi lingkungan serta pakan. Manipulasi lingkungan dengan menanami pohon tinggi di sekitar kandang agar kandang teduh dan sirkulasi udara tetap lancar. 


Sedangkan untuk pakan dapat menambah kadar protein yang lebih tinggi guna mempercepat metabolisme dalam tubuh, sehingga ternak tidak kekurangan sumber energi. Selain itu peternak harus sering mengontrol kepadatan kandang untuk menghindari stres ayam. 


Ketersediaan Sumber Air di Area Kandang


Ketersediaan air yang memadai untuk minum ayam petelur merupakan salah satu faktor kunci dalam keberhasilan usaha peternakan ayam petelur. Proses pemenuhan ketersediaan air ini melibatkan analisis lingkungan dan pemilihan sumber air yang tepat, terutama dalam kondisi topografi yang berbeda, baik di dataran rendah maupun tinggi. 


Selain untuk memenuhi kebutuhan air minum, sumber air juga digunakan untuk kebutuhan sanitasi kandang. Sumber air yang banyak digunakan oleh peternak biasanya menggunakan air sumur, dan air permukaan. Sedangkan jika peternak memiliki dana lebih besar bisa menggunakan air PAM yang lebih aman digunakan sebagai usaha peternakan.


Jenis tanah yang baik yaitu tanah yang mudah menyerap air atau tanah berpasir. Tanah dengan jenis ini relative mudah menyerap air (porous) dan dipastikan sumber air ini relatif bersih dan tidak tercemar bibit penyakit. 


Untuk jenis tanah lempung atau tanah liat sebaiknya dihindari untuk lokasi ternak ayam petelur. Terdapat kasus peternakan ayam petelur yang dipelihara dengan kondisi tanah yang tidak mudah menyerap air tanah namun memiliki daerah yang cocok untuk digunakan beternak. 


Hasilnya, ayam yang dipelihara mudah terkena penyakit E-Colli, CRD (Chronic Respiratory Disease), infeksi coryza (mata merah) dan penyakit enteritis (peradangan usus yang disebabkan oleh bakteri). Kasus tersebut mengakibatkan kematian ayam menjadi tinggi dan sering mengalamikerugian usaha peternakan.


Dekat dengan Area Pemasaran


Kondisi peternakan atau lahan peternakan yang dekat dengan area pemasaran memiliki beberapa keuntungan dan tantangan tersendiri. Berikut adalah beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan terkait dengan kondisi peternakan atau lahan peternakan yang dekat dengan pemasaran :


Keuntungan : 

  1. Akses Mudah ke Pasar: Peternakan yang dekat dengan area pemasaran memiliki akses yang lebih mudah untuk menjual produk peternakan, seperti telur, daging, atau produk olahan ayam sehingga dapat mengurangi biaya transportasi dan mempercepat distribusi produk

  2. Pengurangan Biaya Transportasi: Jarak yang dekat dengan pasar mengurangi biaya transportasi produk, sehingga dapat meningkatkan profitabilitas peternakan

  3. Fasilitas dan Infrastruktur: Lokasi yang strategis dekat dengan pemasaran biasanya memiliki fasilitas dan infrastruktur yang lebih baik, seperti jalan raya, pasar, dan sentra distribusi, yang dapat mendukung kelancaran proses distribusi produk peternakan

  4. Fleksibilitas Pasar: Dengan akses yang mudah ke pasar, peternak memiliki fleksibilitas lebih besar dalam menyesuaikan produksi dengan permintaan pasar. Hal ini memungkinkan peternakan untuk lebih responsif terhadap perubahan kebutuhan konsumen.


Tantangan : 

  1. Harga Jual yang Rendah: Keberadaan peternakan lain yang dekat dengan pemasaran juga dapat menyebabkan persaingan yang ketat. Hal ini bisa menyebabkan penurunan harga jual produk peternakan

  2. Dukungan Lingkungan: Di lingkungan dengan padatnya populasi manusia, peternakan dapat menghadapi tekanan dari warga sekitar yang mungkin merasa terganggu oleh kegiatan peternakan seperti bau dan kebisingan. Dalam beberapa kasus, ada kebijakan pembatasan peternakan di area padat penduduk.

  3. Pengendalian Penyakit: Kepadatan populasi manusia di sekitar peternakan dapat meningkatkan risiko penyebaran penyakit, baik dari manusia ke ternak maupun sebaliknya. Oleh karena itu, perlunya memperhatikan kebersihan dan kesehatan ternak serta menerapkan protokol biosekuriti yang ketat.

  4. Kebutuhan Lahan: Area yang dekat dengan pemasaran sering menjadi wilayah yang padat penduduk, sehingga tersedia lahan yang terbatas untuk aktivitas peternakan. Peternak perlu mempertimbangkan penggunaan lahan yang efisien untuk memenuhi kebutuhan peternakan tanpa mengganggu lingkungan sekitar.  


Lingkungan masyarakat di sekitar peternakan ayam petelur menjadi salah satu faktor keberhasilan usaha. Lingkungan masyarakat yang kondusif akan menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan. 


Oleh karena itu sebelum memulai usaha diperlukan pendekatan dan komunikasi yang dengan masyarakat sekitar sehingga mendukung dan memberikan izin untuk mendirikan usaha ayam petelur secara komersial. 


×
Berita Terbaru Update