Daging ayam broiler menjadi salah satu komoditas pangan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat. Karena kondisinya sedang surplus, ditambah dengan harga beli yang sangat terjangkau, membuat distribusi ayam ini mampu menjangkau ke seluruh wilayah indonesia.
Walaupun dengan kondisi begitu, masih banyak penjual curang dengan menjual daging ayam broiler dalam kondisi yang tidak layak konsumsi.
Daging yang tidak layak konsumsi memberikan penampilan fisik yang hampir sama dengan daging yang masih layak dikonsumsi alias sangat sulit dibedakan. Salah satu daging ayam yang sudah tidak layak dikonsumsi adalah daging ayam tiren.
Berikut ini kriteria daging ayam tiren dan daging ayam lainnya yang sudah tidak layak dikonsumsi oleh masyarakat.
Apa itu Ayam Tiren?
Ayam tiren merupakan akronim dari ayam mati kemaren, yakni ayam dianggap sudah mati terlebih dahulu sebelum lanjur ke proses pemotongan. Menurut LPPOM MUI, ayam tiren dianggap sebagai bangkai dan tidak layak untuk dikonsumsi karena secara prosedural, ayam ini tidak mengikuti tahapan pemotongan yang baik dan benar.
Ayam yang mati terlebih dahulu sebelum memasuki proses pemotongan menyebabkan perkembangan bakteri di dalam tubuhnya menjadi lebih masif, sehingga tidak jarang mengakibatkan bakteri mengkontaminasi dan menginfeksi konsumennya.
Beberapa bakteri yang sering mendiami dan menginvasi tubuh ayam ketika ayam sudah menjadi bangkai adalah bakteri e.colli dan salmonella.
Ciri-ciri Daging Ayam Tiren
Beberapa ciri daging ayam tiren yang mudah untuk diidentifikasi antara lain:
Daging ayam terlihat berwarna biru akibat pembekuan darah dan darah tidak mengalir
Berbau cenderung seperti bangkai dan tidak sedap
Lebih terasa amis
Kulit daging terasa lebih licin
Permukaan daging menjadi lebih kasar
Persendian ayam terasa lebih kaku
Lebih murah dibandingkan harga pasar
Selain daging ayam tiren, verikut ciri-ciri daging ayam mentah lain yang dianggap sudah tidak layak untuk dikonsumsi.
Terlalu lama disimpan di dalam kulkas
Penyimpanan di dalam kulkas dapat mempertahankan tekstur dan penampilan fisiknya menjadi tetap segar, akan tetapi secara kimiawi kandungan daging mengalami perubahan.
Menurut USDA, daging yang terlalu lama atau lebih dari dua hari walaupun masih terlihat segar, sebaiknya daging tidak perlu dikonsumsi lagi.
Tekstur daging terasa lembek dan berair
Secara alami, daging memiliki tekstur yang lebih elastis, apabila daging sudah terasa lembek dan cenderung berair, sebaiknya daging sudah tidak dikonsumsi lagi.
Cara paling mudah untuk mengidentifikasi adalah dengan menekan-nekan bagian permukaan daging, apabila daging tidak kembali seperti semula dapat dikatakan bahwa daging sudah lembek dan tidak layak untuk dikonsumsi.
Daging berubah warna dari warna alaminya
Cara paling mudah untuk mengidentifikasi daging secara penampilan adalah dengan melihat daging tersebut berubah warna atau tidak. Jika daging berubah warna menjadi kebiruan sebaiknya hati-hati, karena daging tersebut bisa saja berasal dari daging ayam tiren.
Daging terasa tidak lagi segar
Daging yang tidak layak dikonsumsi terlihat tidak segar lagi. Daging yang tidak segar menunjukkan bahwa di dalam daging tersebut terdapat bakteri pembusuk yang berkembang cepat.
Namun, apabila kamu sudah terlanjur memasak daging mentah tidak layak konsumsi, kamu bisa mengidentifikasi daging ayam tersebut dengan merasakannya ketika sudah matang.
Daging terasa asam
Terdapat jamur di beberapa bagian daging
Terjadi perubahan warna pada daging
Daging memiliki bau yang busuk
Standar daging yang dianggap layak untuk konsumsi apabila daging tersebut memiliki jaminan 5 NO, yakni NO DOLAR, NO MEMAR, NO BAU, NO BULU, dan NO LENDIR. Selain itu, asal produksi daging juga harus memenuhi standar Nomor Kontrol Veteriner (NKV) dan tentunya bersertifikasi halal.