Penyakit pullorum merupakan penyakit bakterial yang disebabkan oleh Salmonella pullorum. Penyakit ini termasuk ke dalam penyakut dan kronis, sehingga diperlukan kewaspadaan yang tinggi untuk menjaga ternak agar tidak terserang penyakit ini.
Gejala yang ditimbulkan dari penyakit ini meliputi mata tertutup (mata mengantuk), jengger berwarna kebiruan, penurunan nafsu makan, dan penurunan produksi. Selain itu gejala yang paling mudah diidentifikasi adalah ayam mengalami diare berwarna putih atau coklat kehijauan dan adanya benjolan seperti pasta di sekitar kloaka yang disertai dengan kelemahan kaki, sayap menjuntai ke bawah, bulu kusam, dan terjadi peradangan sendi ayam.
Penyakit pullorum biasanya menyerang unggas pada interval usia <4 minggu. Tingkat mortalitas penyakit ini sangat tinggi bahkan bisa sampai 100%, sehingga penyakit ini tidak dapat dianggap remeh oleh peternak.
Proses penularan penyakit ini terjadi secara vertikal maupun horizontal. Penyakit pullorum ini merupakan penyakit bakterial yang hanya bisa diobati dengan antibiotik, di antaranya seperti Amoksilin, Enrofloksasin, dan Tylosin dengan catatan penggunaan terkontrol tidak berlebihan.
Selain itu, upaya yang dilakukan oleh peternak untuk menjaga ternaknya agar tidak terjangkit penyakit pullorum adalah memperkuat proses biosecurity dan sterilisasi area kandang, membatasi lalu lintas kandang, dan mengoptimalkan manajemen produksi.