Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Perbandingan Keuntungan Antara Pedagang dan Peternak Ayam Pedaging

14 Des 2024 | Desember 14, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-12-14T15:37:54Z

 

Dinamika bisnis ayam broiler memang selalu terjadi setiap saat. Bahkan harga jual ayam broiler di tingkat konsumen akhir juga sering mengalami perubahan sangat cepat. Hal itu selalu terjadi karena ayam broiler adalah salah satu komoditas penyedia bahan pokok yang harus mudah dijangkau oleh masyarakat. 

Bisnis ayam broiler termasuk bisnis yang menjanjikan keuntungan yang menggiurkan. Walaupun begitu, dinamika yang dihadapi juga memberikan risiko yang tinggi. Tingginya risiko tersebut dikarenakan harga jual yang selalu mengalami fluktuasi. Terlebih adanya kenaikan bahan baku pakan yang menjadikan peternak tidak menutup biaya produksi karena tergerus oleh biaya pakan yang naik. 

Salah satu cara yang bisa dijalankan peternak adalah dengan menambahkan added value yang berupa menjual ayam broiler dalam bentuk karkas. 

Perbedaan Harga Ayam Broiler di Tingkat Peternak dan Konsumen

Harga ayam broiler memang selalu fluktuasi mengikuti perkembangan keseimbangan supply-demand di tingkat nasional. Acuan harga ayam broiler juga sudah ditetapkan oleh pemerintah. Hal tersebut dilakukan untuk menanggulangi harga agar dapat terjangkau oleh masyarakat dengan mudah. 

Pemerintah melalui Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 5 Tahun 2022 tentang Harga Acuan Pembelian di Tingkat Produsen dan Harga Acuan Penjualan di Tingkat Konsumen Komoditas Jagung, Telur Ayam Ras, dan Daging Ayam Ras telah menaikkan harga acuan penjualan. 

Dalam aturan tersebut disebutkan bahwa harga acuan pembelian ayam pedaging di tingkat produsen ditetapkan sebesar Rp21.000-Rp23.000 per kilogram, dengankan untuk penjualan di tingkat konsumen sebesar Rp36.750 per kilogram. 

Harga acuan ini naik dibandingkan harga acuan sebelumnya yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 7 Tahun 2020 dimana harga acuan pembelian di tingkat produsen sebesar Rp19.000-Rp21.000 per kilogram, sedangkan harga acuan di tingkat konsumen sebesar Rp35.000 per kilogram. 

Kenaikkan harga acuan ini didasarkan pada kenaikan harga BBM sehingga juga berdampak pada sektor distribusi. 

Koreksi Harga Ayam Broiler di Lapangan

Walaupun harga acuan pembelian di tingkat produsen dan konsumen sudah ditetapkan oleh pemerintah, namun tidak menutup kemungkinan bahwa harga bisa berubah seiring dengan kondisi supply-demand di lapangan. 

Misalnya dalam musim tertentu dan hari raya, terkadang harga jual ayam bisa mencapai harga tertinggi karena permintaan yang tinggi. Sebaliknya, apabila sedang terjadi oversupply, harga jual ayam terutama di tingkat produsen bahkan bisa mencapai harga terendah. 

Beberapa hal tersebut yang bisa menjadi faktor risiko yang sering mengakibatkan peternak terpaksa gulung tikar. Namun, apabila harga jual berada pada performa terbaiknya, peternak bisa mendapatkan keuntungan maksimum. 

Bisnis Pemeliharaan VS Tengkulak

Bisnis ayam broiler merupakan salah satu bisnis padat modal, dimana perputaran keuangannya sangatlah cepat. 

Bisnis pemeliharaan ayam broiler hanya membutuhkan waktu 35 hari untuk panen dan bisa langsung menjualnya. 

Namun, karena bisnis pemeliharaan adalah padat modal, sehingga peternak harus dengan cepat melakukan penjualan ayam untuk menambal finansial yang sudah dikeluarkan selama proses pemeliharaan. 

Perlu diketahui bahwa bisnis ayam broiler memiliki rantai pasok yang tidak begitu kompleks akan tetapi juga terbatas. Posisi tengkulak adalah penadah yang menyediakan keuntungan keuangan yang cepat kepada peternak, sehingga posisi tengkulak sangat penting untuk keberlangsungan proses pemeliharaan. 

Perbedaan yang mencolok terdapat pada harga acuan yang ditetapkan antara peternak dan tengkulah, dimana tengkulak membeli ayam pedaging dari peternak dengan menggunakan harga acuan pembelian produsen, sedangkan tengkulak akan menjual akan menjual langsung kepada konsumen menggunakan harga acuan pembelian tingkat konsumen. 

Terkadang tengkulak akan menjual ayam dalam bentuk sudah menjadi karkas atau masih dalam keadaan hidup. 

Baik bisnis pemeliharaan atau menjadi tengkulak sama-sama memiliki risiko yang tinggi, akan tetapi menjanjikan keuntungan yang tinggi juga. Bisnis ayam broiler adalah bisnis padat modal dengan berbagai macam regulasi yang mendampinginya. Sehingga peternak harus pintar dalam melihat peluang dan menjalankan bisnisnya agar tidak mengalami kerugian. 


×
Berita Terbaru Update